SinarPost.com, Jakarta – Sri Mulyani kembali ditunjuk sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) oleh Presiden Jokowi dalam periode kedua kepemimpinannya. Namun baru empat hari dilantik, Sri Mulyani berencana akan ngutang lagi. Langkah ini diambil karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mengalami defisit, sementara kebutuhan negara membengkak.
Sri mulyani telah memberi lampu hijau untuk menerbitkan surat utang berdenominasi valuta asing (valas) atau global bond yang ditawarkan ke investor asing. Penerbitan surat itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Kondisi ini memungkinkan pemerintah bisa menarik utang dengan tingkat bunga yang lebih rendah kepada pemberi utang.
Sri Mulyani beralasan, rencana utang itu disebabkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 199,1 triliun atau 1,24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2019.
Defisit tersebut berasal dari belanja negara sebesar Rp 2.461,1 triliun, sementara pendapatan hanya sebesar Rp 1.189,3 triliun.
Analis ekonomi politik, Kusfiardi berpendapat rencana menerbitkan surat utang mengindikasikan bahwa Sri Mulyani telah gagal menjabat Menteri Keuangan. Menurutnya, selama ini Sri Mulyani selalu meleset dalam menentukan target ekonominya.
“Selama Sri Mulyani menjabat tidak pernah sesuai target, utang bertambah signifikan, tidak ada perbaikan ekonomi, berarti Sri Mulyani gagal mengaransemen keuangan negara untuk hal-hal produktif,” kata Kusfiardi kepadaKantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/10).
Kufiardi melihat selama menjabat Sri Mulyani terkesan tidak mau tahu tentang kinerja keuangan negara seperti optimalisasi pajak, bagaimana sistem kontrolnya dan sistem pengendaliannya. Kata Kusfiardi ini adalah bentuk kemalasan, karena solusi defisit keuangan ujungnya selalu utang.
“Selama ini pajak kita belum optimal baik pemungutan, sistem kontrol, dan sistem pengendalian tidak berjalan maksimal. Ini kemalasan Sri Mulyani, soal kompetensi, bahkan patut diduga disengaja kinerja pajak tidak dioptimalkan supaya ada ruang pemerintah terus berutang,” tutur Kusfiardi.
Dicintai Dunia Karena Doyan Ngutang
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai apa yang dilakukan Sri Mulyani kali ini sama saja dengan periode sebelumnya.
“Enggak ada yang baru ya. Ya mau gimana lagi, lah enggak ada uangnya, ya ngutang paling gampang,” kata Pria yang akrab disapa Hensat ini kepadaKantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/10).
Selain itu, Founder Lembaga Survei Kedai Kopi ini juga menyindir Sri Mulyani dengan menyebut pembantu Jokowi ini akan semakin dicintai dunia Internasional.
“Tapi nampaknya Sri Mulyani makin dicintai dunia internasional yang memberikan utang, sebab ikut memberi andil kepada pendapatan pemberi utang,” tutupnya.
[Sumber : RMOL]