SINARPOST.COM, BANDA ACEH – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menginstruksikan Dirut PDAM Tirta Daroy T Novizal Aiyub agar menangani dengan serius persoalan air bersih di Gampong Cot Lamkuweuh, Kecamatan Meuraxa.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota Aminullah kepada T Novizal usai memimpin apel gabungan Pemko Banda Banda Aceh di halaman balai kota, Senin (5/8/2019).
Pada Minggu kemarin, puluhan warga Cot Lamkuweuh menggelar aksi pembongkaran meteran PDAM secara berjamaah sebagai bentuk protes terhadap Wali Kota Banda Aceh yang tak kunjung merealisasikan janji kampanyenya untuk menuntaskan persoalan air bersih (PDAM).
Mereka membongkar meteren air PDAM di rumahnya masing-masing yang selanjutnya digantung di depan pintu gerbang masuk Gampong. Ada sekitar 50 rumah dari 450 KK di sana yang terkendala air bersih hingga saat ini. [Baca: Aminullah Sibuk Seremonial, Warga Kecamatan Meraxa Protes Air PDAM Tak Kunjung Mengalir]
“Tolong Pak Dirut, persoalan air bersih di Cot Lamkuweuh ditangani segera. Ini harus kita respon dengan serius karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Sembari menunggu reservoir rampung, upaya lain juga terus intensifkan,” pinta Aminullah.
“Setiap laporan masyarakat wajib kita respon dengan sigap. Bukan hanya di Cot Lamkuweuh, tapi di gampong lain bila ada masalah layanan air juga harus ditangani segera. Berikan pelayanan dengan senyum, cepat, dan tuntas,” Pesannya.
Sebelumnya pada apel gabungan, Aminullah kembali menegaskan komitmen dirinya untuk menuntaskan persoalan distribusi air bersih paling lama pada awal 2020 mendatang. “Kita komit benahi soal air bersih, kita targetkan pada awal 2020 pelayanan PDAM di seluruh kota sudah semakin membaik,” ungkapnya.
“Namun tidak bisa instan karena banyak variabel yang mesti kita benahi, dan ini sudah terjadi sejak lama. Kita sedang upayakan yang terbaik, intinya kita akan kerahkan semua tenaga untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” katanya.
Di tempat yang sama, Dirut PDAM T Novizal Aiyub menjelaskan problem utama yang terjadi di Cot Lamkuweuh adalah tekanan air yang lemah sehingga sekira 10 persen rumah warga tidak teraliri air selama 24 jam. “Penyebabnya jaringan perpipaan yang asal jadi dibangun pada masa rehab-rekon dulu,” sebutnya.
“Jaringannya tumpang-tindih, ada yang di bawah jalan, drainase, hingga halaman rumah warga. Ini tantangan kita karena jika dibongkar semua akan memunculkan baru. Beberapa pipa yang memungkinkan kita ganti, sudah kita kerjakan, tapi memang hasilnya belum maksimal,” terangnya.
Solusi paling konkret yang ditawarkan pihaknya yakni dengan merampungkan pembangunan reservoir di Taman Sari. “Nanti kita pasang tiga booster juga untuk menambah tekanan air. Insyaallah akhir tahun ini, distribusi air bersih di Cot Lamkuweuh dan sekitarnya akan normal begitu reservoir kita operasikan,” tutur Aiyub.
Meski begitu, untuk jangka pendek, pihaknya akan menerjunkan full team 24 jam untuk mengoptimalkan layanan air di Cot Lamkuweuh. “Kita fokus melakukan pembenahan mulai dari mengganti jaringan pipa, mendeteksi kebocoran dan hingga sambungan liar. Jika dibutuhkan, kita juga siap menurunkan mobil tangki air ke kawasan tersebut,” pungkasnya.